THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

4.10.08

pacar pertama

Tanpa air 1 hari, tumbuhan mati
Tanpa O2 1 menit, manusia mati
Tanpa kamu 1 detik, mgkn akulah yg akn mati
Miss u..^^
Sender: Raymond [+68588061xxxx]

“Duhh.. So sweet..”kata Joya, yang melirik isi SMS Dela dari Raymond, sang kekasih Dela. Mereka baru saja jadian seminggu yang lalu, bertepatan pada hari ulang tahun Dela.
“Iih.. Joya.. apaan sih lo?? Biasa aja kali Joy.. hehe”kata Dela mengelak. Sebenarnya Dela juga sependapat dengan Joya. Apalagi Raymond adalah pacar pertama Dela, jadi apa yang dilakukan Raymond untuk Dela, semuanya terasa lebih indah daripada yang seharusnya.
“Joy.. Uda.. Kasian tuh si Dela..”kata Icha.. Ia tahu benar kalau sebenarnya Dela malu mengakui perasaannya menerima SMS itu dari Raymond.
“Jadiii…. Kencan pertama kemana nih??”Tanya Joya mengalihkan pembicaraan. Tapi ia memang sangat penasaran akan kelanjutan cerita asmara sobatnya ini.
“Ye… Emang lo gak tau yah Joy? Gue kan backstreet. Jadi mungkin kesempatan nge-date tuh kecil banget.”Jelas Dela kepada Joya. Hatinya sedikit sedih pada saat ia menjelaskan hal tersebut kepada Joya. Sebenarnya ia tidak ingin menyembunyikan hal ini kepada orang tua-nya, tetapi orang tua Dela sedikit protective terhadap Dela. Maka ia tidak diijinkan berpacaran.
“Oh iya Del. Raymond uda tau?”Tanya Icha
“Belum Cha. Gue takut kalo nanti dia mutusin gue gara-gara hal ini. Menurut lo gimana Joy?”
“Kejujuran di sebuah hubungan itu penting loh Del. Jangan hal ini malah jadi batu sandungan buat lo berdua. Tapi yah.. Toh kita masih kecil ini. Lo gak niat buat nikah muda sama si Raymond kan?”Tanya Joya iseng.
“Ya enggak lah. Dasar lo. Haha..”lalu mereka kembali tertawa bersama..

Hari demi hari pun berlalu. Tak terasa hari ini sudah genap Raymond dan Dela berpacaran. Tapi karena hari ini merupakan hari libur, Dela beserta keluarga pergi ke Puncak. Sedangkan, Raymond menghabiskan waktu liburnya di Jakarta.
“Del, kamu kok ngeliatin HP terus sih?”Tanya Andre, kakak sepupu Dela.
“Ah.. Enggak kok. Perasaan kamu aja kali Dre.”kata Dela menolak. Ia tak ingin Andre tahu mengenai hubungannya dengan Raymond karena bisa dibilang, Andre juga protektif terhadap Dela. Mungkin hal itu disebabkan karena semenjak Dela masih balita, Andre-lah yang membantu mama Dela menjaga Dela. Dan Dela memaklumi hal itu. Jadi Dela tak keberatan jika Andre ingin menjaga Dela walupun terkadang terlalu berlebihan.
“Hayooo.. Lagi nungguin SMS dari pacarnya yah?”Tanya Andre mulai curiga. Ia lalu mengambil Hp Dela dengan cepat. Untungnya Hp Dela terkunci dan memiliki kode, jadi Andre tidak bisa membukanya.
Fiuhh. Untung gue kasih lock code. Hal-hal kayak gini nih yang musti gue waspadai. Untung gue pinter.. Kata Dela dalam hati sambil mengelus dada.
“Bukain dong!!”pinta Andre
“Buka aja sendiri. Haha.. Udah ah. Gue mau maen dulu ama yang laen. Daahh..”lalu Dela meninggalkan Andre yang masih terheran-heran.
Tak terasa hari sudah malam, dan tidak satupun SMS dari Raymond yang Dela terima. Dela masih berharap-harap cemas. Ia ingin sekali mengirimkan SMS untuk Raymond, tapi ia takut. Ia terlalu takut bahkan untuk mengirimkan SMS untuk Raymond. Sudah berbelas-belas SMS yang ia tulis, lalu ia hapus kembali.
Apa Raymond lupa? Apa hari ini tidak bearti baginya? Tanya Dela dalam hati. Ia cemas, tapi tak bisa berbuat apa-apa lagi. Dan akhirnya, ia memutuskan untuk mencoba tidur.


“Del, sori nih. Tapi menurut gue, mending lo putus deh sama Raymond.”kata suara di seberang sana.
“Hah?Maksud lo apa Cha?”Tanya Dela terheran-heran.
“Alesan utamanya sih gue gak bisa kasih tau lo sekarang. Tapi yang gue denger-denger, Raymond tuh ternyata uda punya cewe di Malay. Terus..”Icha menggantunkan kalimatnya.
“Terus apa Cha?”
“Gue bukannya mau manas-manasin lo ya. Tapi gue denger-denger, Raymond beranggapan lo gak perhatian sama dia. Itu bener Del?”
“Hah?”kata Dela yang langsung terduduk lemas. Tak bisa berkata-kata. Selama ini, jika Raymond sakit, pasti Dela selalu mengingatkan Raymond untuk meminum obat. Dan juga tak jarang Dela mengingatkan Raymond akan tugas-tugas ataupun ulangan di sekolah.
“Del, yang sabar yah. Gue cabut dulu yah Del. Dadahh”kata Icha mengakhiri pembicaraan.

Dela terduduk di tempat tidurnya dengan lemas. Ia tak tahu harus berbuat apa. Untungnya sekarang sedang liburan. Maka, ia tak harus bertemu Raymond tiap hari.
Lalu karena tak bisa tidur, Dela pun kembali menulis…
TERKADANG
Terkadang cinta terlihat begitu membahagiakan
TErkadang juga tidak

Terkadang aku menangis karenanya,
Terkadang aku tertawa

Tekadang dia di sampingku
Terkadang ia menjauh

Terkadang aku bisa menahan egoku atasnya
Terkadang juga tidak

Terkadang ia peduli padaku
Terkadang juga tidak

Terkadang aku benci padanya
Tetapi aku akan selalu mencintainya

Lalu Dela pun menangis dan tertidur.


Hari ini hujan deras. Mungkin sedikit menggambarkan perasaan hati Dela yang diam-diam masih menangis. Tetapi, Dela tak bisa hanya diam di rumah. Kewajibannya sebagai pengurus di gerejanya, harus ia laksanakan. Hari ini ia harus mengikuti pembinaan pengurus. Karena memang baru kurang lebih 2 bulan, Dela menjadi bendahara di gerejanya.
Setelah pembinaan, ia harus mengurus budget program ke rumah pembinanya. Dan sialnya, ia tak bisa pulang karena hujan makin deras. Akhirnya,ia ditawarkan oleh pembinanya untuk mengobrol-ngobrol sambil menunggu hujan reda di rumahnya.
“Del… Sepertinya Andi uda jadian yah sama Stevie?”Tanya Pembina Dela, yang kerap kali dipanggil “cici” oleh anak binaannya itu.
“Iya tuh ci sepertinya. Hehe..”
“Mm.. Asik yah.. Hehe… Tapi sih cici lebih prefer ke jangan pacaran dulu di usia kalian segini. Bener deh, cici dulu pernah ngerasain yang namanya pacaran. Memang pertamanya sih senang. Dia suka kamu, kamu juga suka dia. Tapi pas uda mau putus, rasanya sakit banget. Makanya, cici sampe sekarang masih suka sakit ati dan gak mau pacaran lagi.”jelas Ci Wiwin panjang lebar.”Tapi Dela belom punya pacar kan Del??”Tanya ci Wiwin menggoda. Dan pertanyaan itu seketika menghentikan tawa Dela.”Eh, udah yah Del? Gereja mana??”Tanya ci Wiwin penasaran
“Mmm.. Iya sih ci. Tapi dia gak ke greja ci.”kata Dela tertunduk. Itulah yang selama ini tidak ia pedulikan. Ia dan Raymond berbeda agama.
“Dia bukan Kristen? Budha yah?”Tanya ci Wiwin yang dijawab oleh anggukan Dela.”Mm.. Dela, kamu ini kan pengurus. Salah satu pemimpin dari komisi kita. Kamu itu harusnya jadi contoh. Cici sih enggak ngelarang atau gimana-gimana,tapi di Alkitab juga ditulis kan?Terang dan gelap enggak bisa bersatu.Iya kan?”
“Iya sih ci. Tapi gimana lagi dong ci? Aku juga bingung..”curhat Dela.
“Yasudah. Kamu doakan aja dulu Del. Pasti nanti Tuhan kasih jalan kok.”
“Iya ci. Thanks loh ci.”

Hal yang diucapkan oleh ci Wiwin itu terngiang-ngiang di kepala Dela. Apa benar selama ini ia sudah berbuat salah? Apa benar keputusan terbaik adalah putus? Hal ini menjadi kendala bagi Dela. Ia tak henti-hentinya memikirkan hal itu.
Lalu Dela pun memutuskan untuk putus dari Raymond. Ia hanya mencari waktu yang tepat.
Lalu karena ia sedang suntuk, ia pun melakakukan kebiasaannya. Dan ia pun kembali menulis..




You
You
Give my life more fun
Give my life happier than I’d ever been
But..
Don’t you know?
You give a deep sadness too.

You
Makes me smile everyday
Makes me laugh everyday
But..
Don’t you know?
You makes my tears come out too.

You
Makes my life seems brighter
Makes my life had many colors than before
But
Don’t you know?
You makes my life seems darker too

You
Makes me feel the flavor of love..
Makes me feel in love and be loved..
But
Don’t you know?
You makes me feel the flavor of broken heart.
2 hari kemudian, pada saat Dela sedang rapat di gereja. Ia mendapatkan feeling tidak enak mengenai Raymond. Tetapi karena sedang rapat, ia tidak enak mau menelpon Raymond. Tapi tak lama kemudian, Raymond lah yang mengirimkan SMS dari Dela.
Del.. mm.. sri bgt ni sblmny..
Sptny kita lbih bik pts d..swlny aq liat gr2 kt jdn,nilai km mnrn,lgn ak jg blm siap pcrn. Km ga kbrtn kan del?
Sender: Raymond [+68588061xxxx
]
Dela sedikit terkejut akan SMS itu. Tapi ia sudah siap menghadapi kenyataan ini. Lebih tepatnya berusaha dan berpura-pura untuk siap. Karena ia tak mungkin menangis di tengah-tengah rapat seperti ini. Lalu, Dela pun membalas SMS itu dengan meniyakan ajakan untuk putus. Hati Dela sedikit lega, tetapi juga kacau.

Malamnya, Dela menelepon Icha. Ia menceritakan semua yang ia rasakan kepada Icha.
“Del.. Sorry banget yah gue gak kasih tau lo dari awal. Kan gue uda bilang, mendingan lo putusin si Raymond. Gue sebenernya gak rela kalo lo yang diputusin.”
“Gapapa kok Cha. Gue juga fine-fine aja kan?”
“Bener nih Del??”Tanya Icha meyakinkan kembali.
“Bener. Yaudah deh. Gue bikin tugas dulu deh. bye.” Lalu sambungan telepon pun terputus.
Dela tak mungkin membuat tugas dengan kondisi seperti ini. Maka ia pun mengambil buku kumpulan puisinya, dan mulai menulis. Puisi singkat yang sebenarnya ia tujukan untuk Raymond.
Thank You
Thanks to being friends
Thanks to bring happiness
Thanks to put many colour in my life
Thanks to give me smiles
Thanks to warm my heart
Thanks to make me laugh when I cry
Thanks to give me strength when I’m weak
Thanks to be beside me when I’m alone
Thanks to cheering up me when I sad
Thanks to be the one I loved.

THE END
[9.9.08]

0 comments: