THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

4.10.08

splendid bdae

“Dell…Cie.. Yang bentar lagi ultah. Gimana nih persiapan??” Tanya Icha kepada Dela. Sebentar lagi ulang tahun Dela yang ke 13. Di antara teman-temannya, Dela memang paling muda. Karena teman-temannya rata-rata sudah berumur 13 bahkan ada yang 14. Padahal mereka satu angkatan di sekolah loh.
“Hah? Persiapan apaan?” Tanya Dela heran. Memang dia termasuk orang yang tidak pernah menyiapkan ulang tahunnya sendiri.
“Ya ampun Del.. Apaan kek.. Ato gimana kalo kita jalan aja pas ultah lo Del? Girls day out. Gimana? Tapi traktir ye.” Usul Joya, sang sobat Dela yang lain.
“Boleh tuh. Ide bagus. Uda lama lagian kita gak jalan bareng. Tapi kalo soal traktir, gue Tanya dulu sama nyokap. Minta budget. Oke??” kata Dela mulai semangat.
“Iye deh bu. Terserah apa kata lo deh.” Kata Joya.


“Del. Bentar lagi lo ultah yah?” kata orang di seberang telepon sana.
“Hah? Sotoy lo. Enggak kok.” Kata Dela mengelak. Dia memang gak mau banyak orang tahu kalau ultahnya sudah dekat. Dia hanya takut kalau nanti dia ditodongin orang-orang buat menraktir mereka. Dela memang terkadang licik. Hehe..
“Jangan boong deh. Gue tau dari sumber terpercaya nih. Hehe..”
“Iya. Tapi jangan bilang-bilang yang lain yah mond.” Orang di seberang sana ternyata Raymond. Seseorang yang sedang dekat dengan Dela beberapa hari ini. Sebenarnya mereka sudah satu sekolah dari TK, tetapi mereka baru kenal pada saat SMP. Sedikit aneh bukan??
“Loh, memang kenapa?”Tanya Raymond kepada Dela. Biasanya sih kalau seseorang sudah mau ulang tahun, ia akan menagih kado-kado dari orang lain.
“Gue takut ditodongin traktiran. Lagi bokek soalnya. Akan bokek tepatnya. Joya sama Icha uda nagih duluan. Hehe”
Oh.. pantes.. Dela pinter juga ternyata.. Pikir Raymond.”Jadi gue gak ditraktir nih?”Raymond iseng menanyakan hal itu kepada Dela.
“Boleh sih. Tapi lo Tanya anak-anak dulu aja. Gue sih oke oke aja kalo lo ikut. Tapi sepertinya mereka engga. Mereka pengen Girls Day Out soalnya.”terang Dela.
“Iya. Gapapa kok. Gue Cuma bercanda lagi. Mau kado apa nih Del?”
“Hah? Kado? Ga usah lagi Mond. Ga usah ngerepotin. Hehe..” kata Dela kepada Raymond. 1 lagi alas an Dela tidak ingin banyak orang tahu mengenai ulang tahunnya. Ia tidak mau banyak yang member kado, karena ia harus membalas kado mereka saat mereka ulang tahun nanti. Sedangkan tidak selamanya Dela punya uang pada saat mereka ultah.
“Bener nih? Yauda deh.. Tersera lo aja. Hehe.. “ kata Raymond yang disusul kekecewaan dalam hati Dela. Entah kenapa sepertinya Raymond merupakan suatu pengecualian. Dia ingin sekali mempunyai kenang-kenangan dengan Raymond.”Mm.. Del, gue tidur dulu yah. Besok gue kan musti bangun pagi. Lo juga kan? Nanti telat lagi loh sekolah kayak waktu itu.”
“Iya Mond. Thanks uda ngingetin. Bye.” Lalu Dela menutup teleponnya dan pergi ke tempat tidurnya. Mencoba untuk tidur, tetapi matanya tak kunjung menutup. Ia teringat akan Raymond. Udah tidur belom yah si Raymond ? Tanya Dela dalam hati sampai akhirnya ia bisa mengistirahatkan dirinya.


Duhh.. Gila. Kenapa pelajaran sejarah selalu bikin gue ketiduran? Mana si Pak De nangkep gue lagi tidur lagi. Haduuu. Kacauu. Kata Dela sambil mencuci mukanya. Untung dia hanya disuruh mencuci muka. Banyak anak-anak lain yang bahkan disuruh lompat kodok kalau ketahuan tidur di kelas oleh guru itu.
“Dor!!”Teriak seseorang tiba-tiba. Sontak Dela terkejut. Dan seragamnya terkena air cipratan dari kran. Dan ketika ia melihat ke belakang, ternyata itu Joya.
“Gila lo Joy. Kalo gue chess pain mendadak gimana?? Lo mau tanggung jawab??” kata Dela sambil mencoba mengeringkan bajunya dengan tangannya yang basah. Dela memang terkadang suka aneh dan ling lung. Jelas-jelas hal itu tidak akan membantu mengeringkan seragamnya, tetapi malah membasahinya. Haha..
“Maaf deh say. Abis lo cuci muka aja serius amat. Ketiduran lagi yah di kelas?” Tanya Joya. Dia memang tidak sekelas dengan Dela, tetapi ia paling hapal dengan kelakuan temannya itu. Dela memang paling hoby tidur di kelas. Apalagi pada saat pelajaran Pak Debat atau sering juga disebut Pak De.
“Del. Gue punya kejutan nanti pas lo ulang taun.”kata Joya kepada Dela yang sedang mengelap mukanya. Lalu Dela pun menghentikan mengelap mukanya dan menatap Joya dengan wajah heran.
“Tumben bener. Emang lo mau kasih gue kado yah? Kado apaan nih? Hehe”kata Dela cengengesan. Sebenarnya yang Joya siapkan lebih dari itu.
“Ada deh. Ada yang konsultasi sama gue. Pokoknya lo liat aja deh nanti pas lo ulang taun. Oke oke? Gentian dong gue yang pake wastafel.”kata Joya yang membuat Dela semakin bingung. Setelah Joya selesai memakai wastafel, ia pun kembali ke kelasnya.”Duluan yah Del. Dahh”dan Joya pun meninggalkan Dela yang masih penuh dengan kebingungan.


“Del.. Gue mau curhat nih.. Lagi bingung banget.”kata Raymond via telepon.
“Emang lo bingung kenapa?? Cerita aja ma gue. Gue siap nampung kok.”kata Dela tulus.
“Gue lagi bingung banget. Gue lagi deket sama cewe. Tapi yang gue bingungin nih, setiap kali gue ketemu sama dia, dia seakan-akan kayak gak kenal gue. Padahal tiap hari kita kontak-kontakan. Gue bingung. Sebenernya dia ngerespon gue ato engga.”curhat Raymond. Sebenarnya yang dimaksudkan Raymond itu Dela. Dan bukannya Dela tidak menyadari hal itu, tetapi Dela hanya takut dia salah ambil kesimpulan.
“Mmm.. gini loh Mond.. kalau cewek bisa kayak gitu ke lo, bearti ada alas an yang banyak di belakangnya. Bisa aja kan emang dia gak respon lo. Ato mungkin sebenernya dia respon lo, tapi dia terlalu malu buat nyapa lo. Ato mungkin dia malu. Dan masih banyak berbagai ‘ato mungkin’ yang bisa terjadi.”jelas Dela panjang lebar. Dela memang paling ahli kalau soal meneliti cinta. Ia sudah bertahun-tahun menjadi makcomblang bagi teman-temannya. Tetapi sampai saat ini Dela belum pernah sekalipun berpacaran.
“Ohh.. Iya juga ya. Kadang-kadang lo memang pinter juga Del.”kata Raymond meledek.
“Ye.. Rese lo. Gue emang pinter kok. Yaudah deh Mond. Gue mau tidur. Uda ngantuk nih. Capek banget nih ari.”kata Dela mengakhiri pembicaraan.
“Yaudah deh. Met bobo Del.”lalu Dela menutup teleponnya dan terduduk di lantai. Maksud lo apa sih Mond ngomong gitu ke gue?? Gue blom bisa yakinin perasaan gue ke lo. Dan gue memang terlalu malu untuk bahkan hanya sekedar nyapa lo di sekolah ato di mana aja. Gue terlalu malu,Mond.
Lalu Dela kembali berdiri, dan menghampiri meja belajarnya. Ia memutuskan untuk menulis.
Dan ia pun menulis…
Apakah arti rasa ini??

di saat matahari belum terbangun
aku sudah terbangun dan memikirkan mu
di saat matahari sudah mau meninggalkan ku
aku pun masih terbangun dan memikirkan mu
selalu kuawali dan kuakhiri hari-hari ini dgn memikirkan mu

ku jalani hari-hari dengan memikirkanmu
kau selalu ada di benakku
tak pernah mau pergi dari pikiranku
aku tak tahu
apakah arti perasaan ini??
kalau ini bukan cinta,,
knapa aku selalu memikirkanmu??
kalau ini bukan sayang,,
mengapa kau tak pernah pergi dari benakku??


“Joy, pinjem hp dong. Gue bête nih. Lama banget sih lo berobat doang?”kata Dela yang sedang menemani Joya ke dokter gigi pada hari itu.
“Bentar-bentar. Ada yang ga boleh lo baca di inbox gue. Hehe..”kata Joya seraya mengambil Hp-nya dan menghapus semua isi inbox maupun sent items di Hp-nya.
“Ye. Bused deh. maen rahasia-rahasiaan nih sekarang??”kata Joya bercanda sambil mengecek inbox dan sent items Joya. Ternyata benar, dihapus semua. Ckckck. Entah mendapat ide dari mana, Dela memutuskan untuk mengecek log di Hp Joya. Ternyata ada 1 received call. Dari Raymond. Kemarin malam. Sepertinya ini semua setelah Raymond menelepon Dela kemarin malam. Maksud semua ini apa yah??

“Lo suka sama Raymond gak sih Del??” Tanya Icha. Entah kenapa tiba-tiba Icha jadi suka membicarakan tentang Raymond.
“Mm.. Enggak tau deh. Emang napa Cha? Lo mau sama dia?”Tanya Dela yang sebenarnya mengharapkan sekali jawaban tidak dari Icha.
“Ya enggak lah. Gila aja lo. Haha”fiuhh. Untung banget. Thanks God. Kata Dela dalam hati.”Kalo andai kata Raymond nembak lo, lo bakal terima apa enggak nih Del??”
“Hah? Apaan sih maksud lo cha? Ya gak mungkin lah. Si Raymond kan uda punya cewe di Malay. Gimana sih lo?”setahu dela, Raymond memang sudah mempunyai pacar, di Malay. Makanya ia tak berharap banyak Raymond akan suka padanya.
“Kalau misalnya gak ada??”Tanya Icha kembali.
“Ya gak mungkin lah Cha. Kenyataanya Raymond uda ada yang punya kan?? Gak usah berharap banyak deh gue. Hehe..”kata Dela menutup pembicaraan.

“Besok kamu ulang tahun loh Del.”kata bokap gue sambil mengelus rambut sebahu gue.
“Iya pa. Sabtu nanti aku boleh ya pergi sama temen-temen ? aku mau traktir mereka. Boleh yah pa?? Please….”rujuk Dela. Papa Dela memang paling tak bisa menolak permohonan Dela. Apalagi jika ia sudah merujuk seperti ini.
“Oke. Boleh. Yasudah, kamu tidur yah sekarang.”
“Dah pa.”Lalu Papa Dela pergi ke kamarnya.

“Delaaa!!!! Happy birthday!! Kita uda bawa air loh.” Kata Christian, teman sekelas Dela.
“Del, kita juga uda bawa telor.”sekarang Bowo yang ambil suara sambil menunjukkan 2 buah telur ayam di kantong plastic yang dibawanya dari rumah.
“Del, lo bawa baju ganti kan?? Tradisi..”kata Joya.
“Iya, gue bawa baju ganti, tapi gak daleman ganti. Gila lo semua. Gue hari ini ngeles piano. Masa gue musti basah-basahan ngeles piano?? Sadis lo semua.”kata Dela yang sudah frustasi. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana bentuknya sepulang sekolah.
“Gampang lah. Itu mah urusan gampang.”kata Icha.
Tak lama kemudian, Raymond menghampiri mereka, dan menyalami Dela.
“Happy Birthday yah Del. “kata Raymond.”Kadonya nyusul gapapa kan??”
“Gapapa kok Mond. Thanks yah.”


“Del!! Jangan kabur lo!!” teriak Christian yang sudah mengincar Dela sambil membawa tepung yang ia baru beli.
“Aghhh!! Lo semua ga kasian am ague!!” kata Dela sambil berlari mencari tempat persembunyian. Dan saat itu ia berpapasan dengan Raymond.
“Mond. Bantuin gue. Gue dikejar sama anak-anak. Gila. Bentar lagi gue jadi kue berjalan nih.” Pinta Dela.
“Sini Del.”kata Raymond yang sudah menemukan semak-semak yang bisa menutupi mereka berdua.
“Untung ada lo Mond. Kalo ga, gue ga tau deh gue bakal jadi apaan. Hehe.. Thanks yah.”
“Sama-sama.”kata Raymond terdiam sejenak”Del, gue mau ngomong sesuatu sama lo. Jujur aja, slama ini gue punya perasaan sama lo. Lo mau ga jadi cewe gue?”kata Raymond yang membuat pipi Dela bersemu merah.
“Lo serius Mond??”Tanya Dela untuk memastikan. Lalu pertanyaan itu disambut oleh anggukan Raymond.”Gue mau.”kata Dela sambil tersenyum dan dibalas juga oleh Raymond. Tak lama kemudian…
“Woi. Dela disini!!” Lalu Christian mengguyur Dela dan Raymond dengan air.
“Cie.. Pasangan baru.. Ayo guyur semua!!!”teriak Joya dan Icha.
“Mond, hitungan ke-3. Satu… Dua… Tigaaa…!!!!”
Lalu mereka pun berlari dengan perasaan berbunga-bunga.

[T H E E N D]
01.09.08

0 comments: